Selasa, 05 Juli 2011

Sinopsis City Hunter episode 9

Yoon Sung meraih tangan Nana saat ia akan kehilangan pegangannya dan ia bergelantungan. Tangan Yoon Sung mengeluarkan suara yang mengerikan dan darah mulai mengalir ke tangannya dan tangan Nana.
Yoon Sung akhirnya mengerahkan semua kekuatannya untuk menarik Nana dengan kedua tangannya dan mengangkatnya ke pinggiran. Nana terjatuh diatas tubuh Yoon Sung, Yoon Sung segera bangkit dan segera pergi. Nana menghentikannya, “Tunggu, bukankah kau yang menyelamatkanku dulu bukan?” Yoon Sung tidak menjawab dan lari ke arah Seo.
Seo lari ke pintu keluar dengan Young Ju berlari dibelakangnya. Tapi Jin Pyo telah melihat semuanya dan menyuruh Sang Gook untuk menjebak Young Ju di pintu putar, jadi mereka bisa mendapatkan Seo dulu.
Jin Pyo menangkapnya ketika ia akan melarikan diri dengan mobil rampasan, memukulnya dengan tongkatnya. Jin Pyo pun mengeluarkan sebuah pedang dari tongkatnya. Ia mengarahkannya ke mata Seo Yong Hak.
Untungnya, Yoon Sung tiba dan menghalangi ayah untuk menyiksa Seo, mereka pun memasukkan Seo ke dalam mobil dan membawanya pergi.
Young Ju dan timnya tiba saat mereka sudah melarikan diri, tapi ia mengatakan pada mereka kalau ia meletakkan alat pelacak, pada baju city hunter saat mereka berkelahi.

Jin Pyo beserta rombongannya ada di sebuah gudang, dimana ia memarahi anaknya dulu karena menyelamatkan Nana.

Ia kemudian menyisakan satu peluru di senjatanya dan mulai memainkan russian roulette pada Seo Yong Hak.
Ia menanyakan nama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa 1983. Seo dengan cepat setuju untuk menyerahkan nama-nama mereka, asalkan ia dibawa ke tempat yang aman. Jin Pyo memberitahunya kalau ia orang yang tidak setia, karena dengan mudah memberitahukan nama orang-orang yang terlibat.
Mereka mendengar suara sirene datang. Jin Pyo sama sekali tidak terpengaruh dan memberitahu Seo bahwa kedatangan mereka bukan berarti kalau ia tidak akan mati. Ini adalah kesempatan terakhirnya, Jin Pyo mulai menarik pelatuk senjatanya.
Seo pun memberitahu nama Kim Jong Shik, ayah Young Ju. Jin Pyo bertanya nama-nama yang lain.

Di luar Young Ju menyuruh anak buahnya untuk mulai menyelinap masuk.
Tim SWAT bersiap diluar gudang, tapi tiba-tiba Yoon Sung dan Shik Joong membuka gas di tempat itu dan memakai masker.
Jin Pyo menembakkan senjatanya ke udara saat ia pingsan. Young Ju beserta timnya mendengar suara tembakan itu dan segera masuk kedalam gudang. Ketika tiba didalam, mereka menemukan kalau tempat itu kosong. Yang mereka temukan hanyalah senjata dan alat pelacak Young Ju.
Yoon Sung sekarang sedang mengendarai ambulance dan menelpon Young Ju, menyuruhnya untuk segera pergi ke kantornya, karena ia sedang menuju kesana untuk mengantarkan Seo Yong Hak. Yoon Sung secara samar bertanya, “Kenapa aku harus membawa Seo ke gudang itu? Itu adalah hal yang harus kau cari tahu.”
Asisten Young Ju menemukan baju Yoon Sung yang tertinggal. Young Ju membauinya dan menyuruh asistennya untuk mencari tahu tentang baju dan parfum yang ada dibaju itu.

Sedangkan Yoon Sung menurunkan Seo Yong Hak, dengan sebuah catatan: “Untuk jaksa Kim Young Ju.”
Young Ju tiba tepat saat ambulan pergi dan para wartawan bergegas mengambil foto. Young Ju melihat ke bawah dan melihat bahwa ada beberapa kalung militer di leher Seo dan Seo dengan hati-hati membuka mata dan mengintip keadaan sekelilingnya.
Jin Pyo terbangun, bingung karena menemukan dirinya berada di kantornya sendiri. Ia melihat ke atas dan menemukan Shik Joong berada di depannya. Tentu saja, Jin Pyo yang marah segera memukuli Shik Joong.

Polisi berusaha menyelidiki ambulan yang dibawa Yoon Sung, tapi ia telah membuangnya di pinggir sungai, tapi dalam perjalanan, ia mendapat telpon dari ayah yang marah karena pengkhianatan Yoon Sung. Yoon Sung mencoba menjelaskan kalau ia melakukan semua ini untuk kebaikan mereka berdua, tapi ayah mengganggunya dengan sebuah pesan visual, ia menarik leher Shik Joong , jadi Yoon Sung bisa melihat wajahnya yang penuh dengan darah.
Yoon Sung: “Ajusshi!”
Yoon Sung bergegas menuju kesana dan ketika Sang Gook mencoba untuk menghentikannya, ia memukulnya dan masuk ke dalam dengan membuangnya di hadapan ayah.

Yoon Sung sangat mengkhawatirkan Shik Joong dan memastikan kalau ia baik-baik saja.

Jin Pyo berdiri dengan murka, ia mengangkat tongkatnya...tapi Yoon Sung menahannya. Mereka berdua berdiri saling berhadapan.
Jin Pyo; “Kau bisa saja mati. Kenapa kau mengirimnya ke kejaksaan?”
Yoon Sung: “Karena aku tidak mau membuat anak-anak menjadi sepertiku! Jika bukan karena 5 orang itu, aku akan tumbuh dibawah asuhan ayah dan ibuku, seperti orang lain. Aku ingin membunuh kelima orang itu lebih dari pada orang lain. Tapi kita harus menghentikan pertumpahan darah karena balas dendam. Ketika semuanya selesai....Aku ingin mencoba hidup dengan bahagia bersamamu ayah.”
Jin Pyo: “Aku akan mengikuti mereka sampai ke ujung neraka untuk membunuh mereka. Apakah kau masih akan menentangku? Jawab aku!”
Yoon Sung: “Ya, karena ini balas dendamku.”
Jin Pyo: “Bahkan jika harus berperang denganku?”
Yoon Sung: “Bahkan jika kita berperang, jangan menyentuh orang-orang yang berharga bagiku. Aku akan melindungi mereka. Bahkan kau ayah.”
Tapi sesaat setelah Yoon Sung pergi, Jin Pyo menyuruh Sang Gook untuk menyelidiki gadis yang diselamatkan Yoon Sung tadi.

Bahu Nana dibalut di rumah sakit dan polisi bertanya tentang city hunter. Ia berkata kalau ia tinggi dan ia hanya bisa melihat matanya. Polisi bertanya bagaimana bentuk matanya dan Nana mulai mendeskripsikannya dan tiba-tiba terlintas kenangan ketika city hunter melihatnya berada di langkan dan saat-saat ketika Yoon Sung akan menciumnya.
Kembali ke rumah, Yoon Sung memegang tangan Shik Joong, meminta maaf. Shik Joong: “Tidak apa-apa. Aku kira bos adalah manusia...Ia tidak akan membunuhku.” Ia tertawa.
Yoon Sung mengkhawatirkan tentang keadaan Nana dan bangkit untuk mencari tahu apa yang terjadi padanya, tapi tiba-tiba ia pingsan.

Shik Joong segera berlari mencari Sae Hee dan membawanya ke rumah untuk merawat Yoon Sung. Yoon Sung memberitahunya kalau ia dalam bahaya sekarang karena tahu salah satu rahasianya lagi. Sae Hee berpikir sebaliknya dan berterimakasih padanya karena sudah memanggilnya.
Yoon Sung tidur sebentar dan ketika Shik Joong datang, ia bertanya tentang keadaan Nana. Shik Joong memberitahunya kalau Nana telah diperiksa di rumah sakit dan tidak terluka parah. Yoon Sung lega, tapi masih mengkhawatirkannya.
Yoon Sung memutuskan kalau ia harus keluar dari rumah Nana, agar Jin Pyo tidak akan mendekatinya. Shik Joong bertanya: “Apakah kau menyukai Nana? Itu sebabnya kau tidak mengejar Seo Yong Hak dan menyelamatkannya? Jika kau harus melakukannya sekali lagi, mungkinkah kau akan membuat keputusan yang sama?”
Yoon Sung, membantah perkataannya dengan, “Aku tidak tahu. Aku tidak tahu,” tapi kemudian menjawab dengan jujur, “Aku takut....bahwa sesuatu akan terjadi pada Nana.” Shik Joong juga merasa takut, ia merasa bersalah karena menyuruh Yoon Sung menjaga Nana.

Nana menelponnya bertanya dimana ia berada dan apakah ia terluka, tapi Yoon Sung menjawab dengan kasar kalau ia sedang sibuk dan memutuskan telponnya.

Yoon Sung tertidur dan bermimpi buruk lagi, kali ini kembali ketika ia memegang Nana yang menggantung di pinggiran, Yoon Sung berusaha untuk mengangkatnya, tapi kehilangan pegangannya dan Nana terjatuh ke tanah. Ia meninggal seketika, darah menggenang di kepalanya.
Yoon Sung pun terbangun dan memutuskan kalau ia tidak bisa menahannya lagi, ia harus bertemu dengan Nana sekarang, untuk memastikan kalau ia baik-baik saja.
Nana tidak bisa tidur, ia merasa khawatir. Akhirnya ia bangun dan pergi ke atap untuk mencari angin. Ia berkata dengan keras, “Aku merindukannya. Aku khawatir” Dan Yoon Sung ada disana, memanggil namanya.

Yoon Sung: “Kim Nana, kamu tahu jam berapa ini? Ini sudah lewat jam 2. Kau bahkan tidak mengunci pintu depanmu ketika kau mandi, sekarang kau berani keluar tengah malam karena kau pikir kau pintar yudo?!”
Nana: “Apa kau pikir aku suka keluar tengah malam begini? Aku tidak bisa tidur. Aku khawatir. Aku hanya keluar untuk mencari udara segar. Kenapa kau tidak datang lebih awal daripada membuat khawatir orang lain?! Dan kenapa kau tidak menjawab telponmu, membuatku terbangun dan membuatku bad mood? Siapa yang menyebabkan semua ini dan kau berteriak padaku....”

Kata-kata mereka sebenarnya mencerminkan kalau mereka saling mengkhawatirkan dan memperhatikan. Yoon Sung menghentikan kata-katanya dengan menciumnya.

Yoon Sung memeluknya kemudian mulai memberitahunya bahwa ia harus selalu mengunci pintunya dan berhati-hati dengan orang asing, tidak hanya makan kimchi dan jangan hanya merawat anjing tapi juga merawat dirinya juga.
Ia menambahkan dengan sedih bahwa kopinya selalu yang terenak. Nana tidak paham arah pembicaraannya, dengan manis ia menawarkan untuk membuatkannya secangkir kopi, jadi ia menyuruhnya turun dengan, “Maukah kau?”

Ia turun dan membuat kopi, tapi ketika ia kembali ke atas, Yoon Sung telah pergi. Yang ia tinggalkan adalah jaket yang terjatuh ketika ia menciumnya. Nana melihat ke sekelilingnya, bingung dan terpana.
Yoon Sung pergi, memberitahu dirinya sendiri, “Aku akan melindungimu. Ini satu-satunya jalan.”

Luka Yoon Sung menjadi lebih baik dalam semalam dan Sae Hee memberitahunya kalau lukanya cepat sembuh. Sae Hee bertanya bagaimana ia tahu Kim jong Shik, karena ia mendengarnya menyebut nama itu ketika ia tidur. Yoon Sung dan Shik Joong membeku.
Dengan tenang Sae Hee berkata, “Aku bertanya-tanya apakah city hunter tahu....bahwa menteri pendidikan Kim Jong Shik adalah ayah jaksa Kim Young Ju.”
Yoon Sung dan Shik Joong saling menatap dalam ketidakpercayaan.
Pada saat yang sama Jin Pyo juga mengetahui informasi yang sama, termasuk fakta bahwa hubungan ayah dan anak itu tidak harmonis. Kenyataan itu disembunyikan karena Young Ju tidak mau dituduh bisa mendapatkan jabatan ini karena ayahnya.
Yoon Sung berjalan bolak balik, “Jadi apakah selama ini kita mempercayakan seekor tikus di sarang rubah ?”
Ia mencaci maki dirinya sendiri untuk kesalahan besarnya, karena telah memberikan dua targetnya pada anak dari anggota dewan lima. Shik Joong memberitahunya bahwa semua ini bukan kesalahannya, bagaimana ia bisa tahu? Yoon Sung tidak melunak, berkata bahwa seharusnya ia telah mempersiapkan, seharusnya ia tahu.
Untuk membuat segalanya menjadi lebih buruk, Jin Pyo menelpon untuk menaburkan garam dalam luka dan ia mengumumkan bahwa ketiga target itu akan mati ditangannya. Yoon Sung memukulkan tinjunya ke bawah saat menghadapi kekacauan yang dibuatnya.
Di tempat kerjanya, Nana dimarahi dan dianggap gagal sebagai agen. Ia harus menyerahkan senjatanya. Ia disuruh untuk menulis surat pengunduran diri dan dalam seminggu, komite akan membuat keputusan.

Nana membereskan barang-barangnya dan berlari menuju Yoon Sung dalam perjalanannya keluar. Ia memanggil namanya, tapi ia hanya berhenti untuk menatapnya, kemudian pergi,tidak ada sedikitpun perhatian di matanya.

Young Ju menemui Nana untuk bertanya apakah ia melihat wajah city hunter dan bertanya-tanya jika matanya terasa familiar. Ia hanya tergagap bahwa matanya tidak familiar dan bertanya apa yang Young Ju pikirkan. Ia memberitahu Nana bahwa mereka akan menyamakan sampel darah dari dua kejadian sekarang dan mereka akan mendapatkan identitasnya segera.
Young Ju melihat boneka pororo di antara barang-barangnya dan bertanya jika itu kepunyaannya. Ia akan mengatakan kalau itu kepunyaan Yoon Sung, tapi berubah pikiran dan berkata kalau Yoon Sung memberikan padanya. Young Ju teringat ia pernah mengambil boneka yang sama ketika sedang menanyai Jin Pyo, tapi boneka pororo itu adalah barang yang mudah dibeli. Yoon Sung mendengar semua pembicaraan mereka kemudian menyelinap pergi.
Seo Yong Hak datang untuk diinterogasi. Ia dilempari telur di depan kantor pengadilan. Ia mengaku semuanya tanpa ragu-ragu dan meminta segera ditempatkan ditempat yang aman, “Kau tak berpikir kalau city hunter akan mengikutiku kesana dan membunuhku bukan?”
Young Ju heran dengan level ketakutan Seo. Ia tahu city hunter adalah orang yang mengantarkan Seo ke kejaksaan, tapi Seo berpikir kalau city hunter itu haus darah. Young Ju bertanya tentang kalung militer dan tim khusus tahun 1983, tapi Seo menutup mulutnya dengan rapat.
Dan hasil dari pemeriksaan dari catatan anonim yang berisi tentang kejahatan Seo Yong Hak itu mengidentifikasikan city hunter sebagai Senator Lee Kyung Wan, target no 1.

Adik Ki Joon diberhentikan dengan hormat dari militer dan Presiden datang ke upacara penghormatannya. Yoon Sung duduk di tempat penonton juga, melihat dengan bangga. Adik Ki Joon, Go Ki Wook memberikan pidatonya,
Go Ki Wook: “Aku berdiri disini setelah kehilangan kakiku, tapi aku tidak pernah menyesal pergi ke korps ketentaraan. Aku ingin melayani dengan baik, tapi waktuku pendek. Itu yang paling aku sesalkan. Jika bukan karena city hunter, kita mungkin memilih presiden yang merusak tubuh tentaranya dengan sepatu boot yang cacat. Pria-pria muda telah mengorbankan kemudaannya untuk melindungi negeri ini. Semua dalam politik, daripada anda berpikir bahwa anda mengirim anak orang lain ke ketentaraan, aku lebih suka meminta anda untuk melindungi anak-anak muda Korea.”
Ia memberi hormat dan semua penonton berdiri dan juga memberi hormat padanya. Presiden ada di bawah dan Yoon Sung ada dideretan belakang. Ini momen yang indah, karena hal ini memberi arti pada penangkapan Seo Yong Hak dan membawanya pada keadilan, bukan balas dendam.

Tapi tentu saja Presiden bukan tidak punya kesalahan pada dilema janji negara untuk melindungi tentaranya dan Jin Pyo tidak kehilangan kesempatan untuk mengingatkannya akan dosanya. Ia muncul di keramaian, berpakaian seragam, cukup lama sampai Presiden melihatnya sebelum ia menghilang seperti halusinasi.
Penyiksaan psikologisnya sangat efektif pada presiden Choi, satu-satunya orang yang merasa menyesal dari Dewan Lima. Kompleksitas dari hubungan mereka membuatnya paling menarik dari target-target yang lain.
Young Ju menggunakan kesempatan ini untuk mendekati Presiden untuk memberikannya akses pada dokumen-dokumen militer, tentang insiden operasi 1983. Ia telah ditolak di setiap bagian, maka ia menemui Presiden untuk mendapatkan persetujuannya.
Presiden menjawab dengan hati-hati, bahwa itu bukan hal yang bisa dijelaskannya, tapi berjanji akan melihatnya.
Young Ju menemui Yoon Sung untuk bertanya apakah ia tahu Steve Lee, memeriksa firasatnya tentang mainan pororo yang ia temukan di kantor Jin Pyo. Yoon Sung berkata bahwa ia tidak mengenalnya kemudian pergi.
Selama latihan Yudo, Eun Ah mengeluarkan semua rasa frustasinya karena pemberhentian Nana pada Ki Joon. Ia seperti boneka latihan untuknya. Yoon Sung datang untuk pelajarannya dan bos Nana mendekatinya untuk menggantikan Nana, memberitahunya bahwa pergantian ini bisa permanen, jika komite memutuskan untuk memecatnya.
Ini pertama kalinya Yoon Sung mendengar berita ini, jadi ia bertanya apakah sebabya karena pistol miliknya telah direbut? Bos Nana mengeluh bahwa karena Nana agen wanita,itu adalah masalahnya. Ia mengambil lengan Yoon Sung untuk di lempar, tapi Yoon Sung sama sekali tidak bergerak, ia malah mendekatinya dan membantingnya, “Agen Kim Nana mengajarkanku ini.”
Kembali ke kantor, Ki Joon memutar kursinya untuk bertanya sesuatu dan melihat hadiah Nana ada di meja Yoon Sung. Ia menjadi pusing, bertanya apakah itu untuk pacarnya, “Apakah kau pergi ke sogaeting (kencan buta)? Berburu? Memesan?”

Ia mendapat telpon dari Nana dan ia menjawab dengan kasar lagi, tapi kali ini Nana menyuruhnya dengan datar untuk pergi ketempatnya....dan kamera diarahkan untuk menunjukkan Jin Pyo yang berada di belakangnya. Jin Pyo mengambil telpon dari tangan Nana, “Apakah kamu sibuk?”
Jin Pyo datang bukan untuk mengancamnya secara langsung, walaupun dalam beberapa hal akting menjadi ayah yang baik ini terlihat lebih mengerikan. Ia melihat kalung peluru Yoon Sung sedang dipakai Nana, peluru yang ia keluarkan sendiri dari dadanya.

Yoon Sung segera datang, berpikir tentang yang terburuk. Ia menemukan Jin Pyo tersenyum dan sedang minum teh dengan Nana. Yoon Sung gemetar, tangannya gemetar saat ia mengepalkan tinjunya.

Mereka berjalan keluar dan Jin Pyo bertanya apakah ia mencintai gadis itu. Yoon Sung menelan ludah dan segera berkata tidak. Jin Pyo, “Anak bodoh. Aku sudah memberitahumu untuk tidak jatuh cinta. Karena dirimu, ia bisa mati.”
Yoon Sung menatapnya dengan takut, apakah ini ancaman atau peringatan? Jin Pyo tidak berkata apa-apa lagi dan berbalik pergi.

Nana turun ke bawah, khawatir kalau Jin Pyo akan salah paham dengan situasi mereka. Tapi Yoon Sung memotong perkataannya dengan dingin, “Tenang saja, hubunganku dengan wanita sangat rumit. Ayahku sudah lama berhenti memperhatikannya.”
Shik Joong ketakutan ketika mendengar kalau Jin Pyo pergi menemui Nana. Yoon Sung memberitahunya bahwa pesan ayah sangat jelas, “Aku akan membunuh Kim Jong Shik dan jika kau menghalangi jalanku, sesuatu akan terjadi pada Nana.” Yoon Sung memutuskan untuk membersihkan barang-barangnya dari sana. Ia melihat anting-anting Nana yang terjatuh dan mengambilnya.
Untuk saat inni target no 3 sedang berada di luar negeri dan Yoon Sung berpikir kalau ia harus menemukan beberapa rahasia kotor sebelum ia kembali. Shik Joong segera berkata,” ia punya satu! Aku tahu ia melakukannya!” Yoon Sung: “Bagaimana kau tahu?” Shik Joong: “Jika aku berkata ada, maka akan ada!”
Hari berikutnya, ia menyuruh Shik Joong untuk membereskan barang-barangnya di apartemen Nana. Yoon Sung berhenti di klinik Sae Hee untuk mendapatkan perawatan.
Pada saat yang sama Young Ju mendapat hasil dari penyelidikan jaket yang ditinggalkan Yoon Sung. Shower gel yang digunakannya sangat unik. Ia melihat daftar orang yang membelinya dan berhenti pada nama Lee Yoon Sung.
Young Ju menggabungkan semua fakta yang ada, semua petunjuk yang ada dipikirannya selama berminggu-minggu. Ia berpikir tentang setelan itu, setelan jas miliknya, dipakai Yoon Sung satu hari setelah city hunter ditembak. Sae Hee

Ia bergegas pergi ke tempat Sae Hee, menanyainya seperti seorang tersangka. Mengingatkannya tentang kata-katanya sendiri ketika ia berbohong. Sae Hee menanganinya dengan baik, ia berakting seperti merasa tidak nyaman membicarakan pacar barunya dengan mantan suaminya, tapi Young Ju tidak percaya.
Young Ju berlari keluar untukmemeriksa sampahnya, berharap menemukan sesuatu untuk mengancam Yoon Sung. Tapi ia tidak menemukan apapun.
Setelah Young Ju pergi, Sae Hee membuka pintu kamar sebelah dimana Yoon Sung sedang duduk disana selama ini. Ia memberikan tas yang berisi baju yang penuh dengan darah dan barang-barang yang ia gunakan malam itu.
Yoon Sung berterimakasih atas pertolongannya dan bertanya-tanya kenapa ia selalu menyelamatkannya. Sae Hee memberitahunya, “Aku merasa buruk melihat anjing yang kehilangan jalannya. Dan kelihatannya kau tersesat.”
Shik Joong membereskan semua barang-barangnya dari apartemen Nana dan mendesah pada dirinya sendiri, sejak tinggal disini, ia melihat Yoon Sung tertawa dan tersenyum dengan tulus. Ia menjatuhkan sesuatu ketika membereskan barang, tapi tidak mengetahuinya.
Yoon Sung menyuuruh Shik Joong pulang terlebih dahulu dengan barangnya, ia akan menunggu untuk mengucapkan selamat tinggal pada Nana. Nana sedang sibuk berbelanja dan memutuskan untuk membuatkan makanan kesukaan Yoon Sung seperti yang pernah diinginkannya, tanpa sayuran hanya daging. Ia berpikir lagi tentang city hunter dan Yoon Sung dan berkata dengan keras, “Itu tidak mungkin bukan?itu tidak mungkin.”

Nana pulang ke rumah dan menemukan Yoon Sung tertidur di kursi. Ia pun membuat makan malam. Nana pergi untuk membangunkan Yoon Sung, tapi ia tetap tidak bergerak. Kemudian ia kemudian memikirkan city hunter lagi. Dengan perlahan dan gemetar, ia mengangkat tangannya ke wajah Yoon Sung....

Ia menutupi wajah Yoon Sung kecuali matanya. Ia mengingat kembali city hunter kemudian melihat mata Yoon Sung...

Matanya membesar, ia tahu kalau Yoon Sung adalah city hunter.
Nana menutupi mulutnya dan Yoon Sung terbangun. Nana menyuruhnya untuk makan dan berbalik pergi, Wajahnya terlihat bahwa ia mengetahui. Mereka duduk dengan canggung selama makan malam. Kepala masing-masing sedang berpikir hal yang berbeda.

Yoon Sung menatapnya dan kalung pelurunya ada leher Nana.
Yoon Sung: “Lupakan apa yang terjadi pada hari itu. Karena kau punya harga diri dan kelakuan yang baik, maka aku mulai mempermainkanmu, tapi jika kau seperti ini, ini tidak asyik lagi. Kita telah berciuman sekali dan caramu melihatku sudah berubah. Ternyata kau sama dengan gadis lain. Kau gampangan......sangat gampangan itu tidak menyenangkan. Aku sudah kehilangan keinginanku. Aku yang sebenarnya adalah orang yang kau lihat pertama kali.....aku benar-benar orang seperti itu.”
Ia menambahkan kalau ia sudah memindahkan barang-barangnya. Ia bisa tinggal selama ia mau dan ia tidak akan menyuruhnya pergi. Yoon Sung mengusulkan bahwa mereka bisa saling menyapa di kantor, untuk membuat segalanya lebih nyaman. Yoon Sung pun pergi. Nana tertegun mendengar kata-katanya yang dingin.
Yoon Sung pergi dan melihat langit malam, “Aku tidak bisa mencintai. Ini takdirku.”
Ia pulang ke rumah dan menemukan Shik Joong sedang menata barang-barangnya. Shik Joong bertanya kenapa ia mengumpulkan berita tentang Kim Jong Shik. Yoon Sung melihatnya, ternyata itu buku kliping Nana, bukan miliknya. Ia menutup buku kliping itu dan bertanya-tanya kenapa Nana mengumpulkan informasi tentang Kim Jong Shik. Shik Joong khawatir, sadar bahwa rahasianya hampir terbuka dan Yoon Sung akan tahu tentang kematian orangtua Nana.
Kemudian, Berita tentang Lee Kyung Wan dibawa ke rumah sakit dari penjara beredar. Yoon Sung melihat di TV dan orang yang berdiri di pintu masuk rumah sakit untuk menerima Lee adalah Jin Pyo, memakai jubah putih.
Yoon Sung bergegas pergi untuk menghentikannya.
Pada saat yang sama, Young Ju mendapat telpon kalau Lee Kyung Wan bersedia berbicara tentang insiden 1983. Ia pun segera bergegas ke rumah sakit.
Mereka tiba disana pada saat yang bersamaan, pandangan mata mereka bertemu di koridor. Tapi mereka sudah terlambat. Tubuh dua polisi dibawa pergi melewati mereka.

Young Ju bergegas ke kamar Lee Kyung Wan dan menemukannya sudah meninggal.

Yoon Sung melihat dari belakang garis polisi. Ia kemudian memandang wajah Jin Pyo yang melihat dengan pandangan yang mengerikan.
Ia telah terlambat.

Credits: Adaideaja
www.bengawanseoul.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar