Jumat, 10 Juni 2011

Sinopsis City Hunter episode 4


Kyung Hee bertemu dengan Presiden. Presiden Choi memberitahunya kalau ia sedang mencoba untuk membersihkan nama suaminya karena jasanya pada negara. Kyung Hee kaget, bukankah selama ini suaminya dinyatakan hilang?
Kekagetan Kyung Hee membuat Presiden Choi juga kaget. Mungkin dulu ia mengira kalau Kyung Hee terlibat dalam suatu rencana balas dendam karena tahu tentang operasi rahasia itu.Tapi ia malah bertanya apakah Presiden Tahu tentang Mu Yeol.
Presiden bertanya apakah ia tahu dimana Jin Pyo berada. Kyung Hee juga menanyakan pertanyaan yang sama, menambahkan kalau Jin Pyo telah menculik putranya 20 tahun yang lalu. Ia menangis, ia ingin bertemu dengan putranya sekali saja. Presiden Choi sadar kalau Kyung Hee tidak tahu apa-apa. Ia malah membuka luka lamanya.

Yoon Sung melewatkan pertemuan ibunya dengan Presiden Choi karena Jin Pyo telah melacaknya sampai disini, karena keputusan Yoon Sung yang menyerahkan Lee Kyung Wan ke kejaksaan. Jin Pyo berteriak dengan pahit bahwa perintahnya adalah membunuhnya, bukan memberikannya pada institusi korup yang tidak akan melayani keadilan.
Yoon Sung: “Aku sudah memberitahumu kalau metode balas dendamku seperti ini. Maaf. Pertumpahan darah bukan balas dendam yang kuinginkan.”
Jin Pyo menantang, “Jika kau putraku....

Yoon Sung: “Jika kau ayah kandungku, apakah kau akan menyuruhku balas dendam dengan bersimbah darah?”
Ia menambahkn kalau ia ingin menghancurkan mereka juga, tapi jika ia membunuh mereka, apakah putra mereka akan mendiamkannya saja? Tidak, mereka akan melakukan hal yang sama dan proses itu akan terus berlangsung membentuk lingkaran balas dendam yang tidak ada akhirnya.
Tapi hati Jin Pyo sudah membeku untuk mengerti perkataan Yoon Sung. Ia berkata kalau Yoon Sung keluar dari rencana balas dendam in. Ia akan mengurusnya sendiri.
Yoon Sung: “Aku akan melakukannya. Ini takdirku! Tapi aku akan membuat mereka tahu, kalau hidup itu bisa lebih menyakitkan.”
Jin Pyo tersenyum pada dirinya sendiri, ia melunak dan menambahkan dengan sedikit berat, “Bagaimana kalau begini: Jika kau menemukan target no 2 terlebih dahulu, maka kau yang mengurusnya, jika aku yang menemukannya terlebih dulu, ia akan mati.”

Jin Pyo pergi, ia menambahkan kalau Yoon Sung sudah pergi begini jauh, sebaiknya ia bertemu dengan ibu yang menelantarkannya. Yoon Sung mendesah. Ia mempercayai kebohongan Jin Pyo dan menjadi sedih. Tapi rasa ingin tahunya membuatnya pergi dan menemukan ibunya sedang duduk sendirian karena letih.
Kyung Hee menyuruhnya duduk. Ia kembali memakai celemeknya. Yoon Sung menatapnya dan hampir menangis. Yoon Sung memesan ramen dan duduk dengan diam, terus melihatnya sampai Nana datang ke meja sebelah dengan Da Hae dan partnernya.

Nana memberitahu mereka kalau ini tempat makan favoritnya dan akhirnya ia melihat Yoon Sung duduk sendirian. Da Hae menjadi gembira dan meminta Prof Lee untuk menjadi tutornya lagi. Kyung Hee berkata: “ Kau seorang Doktor dalam usia yang begini muda? Siapapun orangtuamu, mereka pasti bangga.”

Yoon Sung segera bangkit dan pergi. Nana mengkhawatirkannya karena ia terlihat lebih marah dari biasanya dan mereka melihatnya pergi.
Malamnya, saat Nana sedang makan, ia mendapat telpon dari Yoon Sung yang menyuruhnya menjadi sopir pengganti untuk menjemputnya. Ia mendesah dan segera pergi.

Yoon Sung sedang minum-minum di bar sambil memata-matai Young Ju.
Ia menguping pembicaraan mereka. Bosnya memberitahu Young Ju kalau pekerjaannya adalah mencari City Hunter yang menjadi pembicaraan banyak orang karena ia beroperasi di luar hukum. Yoon Sung mendesah, sadar bahwa sekarang ia harus mencemaskan kejaksaan yang ikut mengejarnya.
Nana muncul, Young Ju merasa senang melihatnya, kemudian wajahnya menjadi sedih ketika tahu kalau ia datang untuk menjemput Yoon Sung.

Yoon Sung mengeluh kalau ia terlambat. Merekapun bertengkar tentang siapa yang mabuk dan siapa yang datang terlambat. Saat Ia membantu Yoon Sung keluar, dompetnya terjatuh. Ia membungkuk untuk mengambil uang recehan yang berserakan. Tangannya bertemu dengan tangan Young Ju.
Ia membantunya dan berkata kalau jari-jarinya terlalu pendek untuk mengambilnya. Yoon Sung hampir muntah melihat kejadian itu. Ia melangkahi mereka dan keluar. Nana mengejarnya, meninggalkan Young Ju yang melihatnya dengan sedih.
Ia mengantarkan Yoon Sung pulang sambil mengoceh tentang apa yang orangtuamu pikirkan ketika mereka membesarkan anaknya dalam kemewahan, hanya untuk menghabiskan waktunya dari satu bar ke bar lain dan dari satu gadis ke gadis lain.
Nana: “Apakah kau berbicara kasar pada ibumu?” Yoon Sung akhirnya membentak, “Aku tak punya ibu yang bisa kukasari! Aku menjadi begini karena aku tak punya ibu, OK?!” Ia berpaling, matanya penuh dengan airmata kemarahan dan menyuruh Nana untuk berhenti.
Ia melihat ke jalan raya dan berkata dengan keras (kata-kata untuk ibunya), “Seharusnya kau hidup bahagia. Seharusnya kau hidup dengan baik. Aku benci karena melihatmu menjadi menyedihkan. Aku benci karena melihatmu bertambah tua.”
Nana bergabung dengannya dan meminta maaf karena kata-katanya yang kasar tadi. Ia berpikir kalau mereka punya kesamaan, mereka sama-sama tidak punya ibu. Yoon Sung berusaha menyuruhnya pergi, bertanya kenapa ia terus berusaha membuat ikatan dengannya.

Nana berkata kalau ia merasa tidak enak dan mungkin mereka bisa saling mengerti satu sama lain. Yoon Sung kembali memekik bahwa ia tidak peduli dan tidak bisa mengerti dirinya.
Nana diam sebentar dan memberitahunya kalau ia bisa terus berteriak-teriak. Tapi hanya untuk malam ini. Ia berkata: “Well, aku telah hidup bersama ibuku selama 17 tahun, jadi hatiku lebih lebar 3 cm dari hatimu.....Kadang-kadang aku juga merindukan ibuku, jadi hari ini aku akan mengampunimu.”

Yoon Sung: “Dan ketika hari ini berakhir?”
Nana: “Kau akan mati. Aku akan menjatuhkanmu hanya dengan satu pukulan.”
Yoon Sung tertawa. Nana melunak, “Aku tidak terlalu memikirkanmu juga, tapi senyum itu....Aku pikir itu OK.”


Di rumah, Yoon Sung memberitahu Shik Joong kalau ayahnya ada di Seoul. Shik Joong langsung memperhatikannya dan bertanya, kenapa, kapan, kenapa, bagaimana bisa, kenapa....
Shik Joong jadi ketakutan. Ia tahu kalau reaksi Jin Pyo akan buruk, melihat cara mereka mengatasi Lee Kyung Wan, “Apakah kau meminta maaf? Apakah kau mengaku kalau kau bersalah? Jika tidak kau dan aku akan mati.”
Yoon Sung berkata dengan senyum yang dipaksakan kalau ia dan ayah sekarang rival. Shik Joong jadi ketakutan, tapi Yoon Sung berpikir kalau ia lebih termotivasi daripada Jin Pyo yang hanya kehilangan saudara, sedangkan ia, kehilangan dan ditelantarkan oleh orangtuanya. Ia menambahkan jika Shik Joong ingin keluar, maka ia akan mengerti. Shik Joong bertanya kenapa ia tidak membunuh Senator Lee.
Yoon Sung: “Ketika semuanya selesai, aku ingin hidup seperti orang normal. Jika aku pembunuh....Setelah membunuh ayah seseorang, suami seseorang, apa kau pikir aku bisa bahagia?”
Shik Joong berpikir kalau Yoon Sung anak yang baik. Shik Joong berkata kalau seumur hidup ia merasa berhutang padanya dan ia akan selalu disisinya.
Yoon Sung berpikir tentang dompet Nana yang jatuh tadi malam dan memutuskan untuk membeli dompet edisi terbaru buatan desainer terkenal. Ternyata Young Ju juga berpikir hal yang sama.

Ternyata mereka membeli dompet yang modelnya sama hanya saja warnanya yang berbeda.
Yoon Sung berkata kalau Young Ju punya begitu banyak waktu, disamping harus menuntut seorang senator. Young Ju juga berkata kalau Yoon Sung sudah tidak punya hubungan satu malam lagi, karena ia ingin memberi hadiah, berarti ia ingin menelponnya di pagi hari. Yoon Sung: “Benar, seringnya aku yang ditelepon.”
Sentimen publik berkembang seperti yang diharapkan. Mereka berdemonstrasi di depan Konggres, mengatakan bahwa pemerintah membuat anak-anak kelaparan. Senator Lee dijadikan contoh; buku besar dan video pengakuan itu dianggap cukup untuk mendakwanya.
Ketiga anggota dewan lima yang lain berkumpul untuk membahas situasi ini. Jika membantu Lee Kyung Wan, mereka takut terseret dan terperosok seperti dirinya.

Jin Pyo pergi ke laut. Ia mengingat Mu Yeol, mulai dari hari-hari training sampai peristiwa tragis itu.
Disana ia bertemu dengan Kim Sang Gook (Jung Joon), seorang polisi yang merupakan adik bungsu salah satu agen yang terbunuh bersama Mu Yeol. Jin Pyo tahu kalau ia sedang mencari kebenaran tentang kematian kakaknya dan alasan yang menutupinya. Ia menggunakan hubungan ini untuk merekrutnya.
Yoon Sung dan Jin Pyo telah mulai mencari tahu identitas target no. 2 dan Yoon Sung mendapat telpon dari kantor Presiden, ditugaskan untuk mencari tahu bagaimana city hunter itu membajak jaringan internet Blue House.


Dalam perjalanannya menuju kantor Presiden, ia berpapasan dengan salah satu anggota Dewan Lima, Seo Yong Hak yang bertanya pada Presiden tentang kalung-kalung yang ada di leher Lee Kyung Wan. Ia bertanya apakah ini berhubungan dengan insiden 1983. Dengan cepat Presiden menyangkal tentang hal itu.
Keadaan finansial Nana memburuk. Ia pergi dari tempatnya bekerja setelah menerima pemberitahuan kalau rumahnya akan dilelang. Yoon Sung melihatnya berlari dan memberitahu Shik Joong tentang keadaan Nana, “Karena aku pikir paman harus tahu.” Ia sendiri berpura-pura tidak peduli.
Shik Joong panik dengan keadaan Nana yang terjepit dan tetap memperhatikannya, saat ia mencoba menghentikan penjualan dan akan membelinya suatu saat nanti. Yoon Sung bertanya sekali lagi apa hubungan Shik Joong dengannya, tapi Shik Joong tidak mau menjawab.
Yoon Sung muncul ketika Nana memohon pada orang yang memenangkan lelang atas rumahnya, hanya untuk diusir. Ia berdiri di trotoar, ia sudah kehabisan akal ketika Yoon Sung menelponnya.

Ia menyeka air matanya dan mencoba bersikap ceria, yang bisa dilihat Yoon Sung dari dalam mobilnya. Ia memberitahunya kalau ia membutuhkan jemputan dan ketika ia mencoba untuk membuat alasan, ia memberitahunya kalau ia kan menghapus hutangnya jika ia muncul nanti malam.
Ia berlari ke arah air mancur. Nana membauinya dan tahu kalau Yoon Sung tidak minum. Jadi buat apa seorang sopir pengganti? Yoon Sung mengeluarkan sekaleng bir, “Aku akan mulai sekarang dan menikmatinya tanpa tergesa-gesa.”
Ini membuat Nana meledak, ia sudah cukup stress hari ini. Ia memarahinya bagaimana ia melakukan apapun yang diinginkannya, walaupun begitu, ia tidak pernah berpikir kalau Yoon Sung orang yang jahat. Ia berpikir ulang, ....”Atau aku pernah?”


Tapi ia memutuskan kalau malam ini ia salah dan Yoon Sung yang sebenarnya adalah Yoon Sung yang pertama kali ia kenal (playboy maksudnya). Yoon Sung diam saja, ia hanya menerima semua perkataan Nana.
Ia merasa kalau Yoon Sung tidak bisa mengekspresikan emosinya. Yoon Sung hanya menatapnya dalam diam, saat ia mengantarnya pulang, tidak mampu mengucapkan satu kata pun. Setelah sampai, Nana pun segera berbalik dan berjalan pulang, Yoon Sung tidak melakukan apapun untuk menghentikannya dan hanya menatapnya dengan penuh penyesalan.

Ia sudah naik sampai setengah tangga sebelum turun kembali dan mengejar Nana, tepat ketika ia naik ke dalam bus. Ia mengendarai mobilnya disamping bus Nana, melihatnya dari jendela saat air mata Nana jatuh.
Ia melihatnya naik ke tangga dan masuk ke dalam rumah. Yoon Sung tidak memperlihatkan keberadaannya. Nana mengeluarkan foto keluarganya dan berbicara dengan ibu, memberitahunya kalau pria yang membeli rumah mereka saat pelelangan, hanya untuk menginvestasikan uangnya. Dengan kecut ia menekankan, hanya investasi untuk seseorang, sedangkan untuk orang lain adalah tempat hidupnya.
Ia merasa khawatir karena ia harus melindungi rumahnya, jadi ketika ayah pulang dari rumah sakit, mereka punya tempat tinggal. Ia juga memberitahu ibu tentang tawaran Yoon Sung untuk menghapus hutangnya, mengaku bahwa ia sudah berlari seperti angin, takut kalau Yoon Sung sudah berubah pikiran, “Kim Nana, kau sangat menyedihkan.”

“Tapi Bu, aku mengalami masa-masa sulit. Tanpamu, bertahan seorang diri....sangat berat.” Ia memeluk foto itu di dadanya dan menangis. Ia menanggung beban berat di pundaknya tanpa ada jalan keluar.

Yoon Sung berdiri di bawah, melihat jendela rumah Nana, tapi tidak bisa datang mendekat.
Saat perjalanan pulang, ia melewati keributan di jalan yang berasal dari kantor Sae Hee. Ada seorang pelanggan yang tidak puas karena istrinya telah membuat anak anjingnya, sam soon, dibuat mandul.

Yoon Sung memegang pergelangan tangan pria itu dengan satu tangan, sedangkan tangan lain menelpon polisi. Pria itu dibawa pergi, Sae Hee berterimakasih padanya. Mereka pun berkenalan.
Di Blue House, Nana dan partnernya mendapat tugas ke kantor Seo Yong Hak, karena ia adalah calon utama sebagai kandidat presiden berikutnya. Pada saat yang sama Jin Pyo menduga kalau Seo Yong Hak adalah target no.2 karena ia adalah sekutu terdekat Lee Kyung Wan selama 20 tahun.


Yoon Sung memperhatikan Seo Yong Hak juga. Shik Joong mengambil fotonya ketika sedang memeta-matainya. Ia juga tahu kalau Nana sekarang bertanggung jawab atas keselamatan Seo Yong Hak. Ia memberitahu Yoon Sung yang tidak menyukai berita itu. Shik Joong berkata, apakah ada sesuatu yang terjadi antara dirinya dan Nana semalam,”Kau aneh ketika kutelepon.”
Mereka setuju kalau saat ini Seo Yong Hak adalah pemimpin yang paling disukai dari semua pejabat yang ada. Yoon Sung khawatir kalau mereka harus mengalahkan ayahnya, kalau tidak akan ada hal yang tidak bisa diperbaiki. Ayahnya jadi pembunuh dan keselamatan Nana terancam.
Shik Joong mendesah, ini hal yang tidak bisa ditanyakan pada orang lain. Yoon Sung berkata, “Kita tahu satu orang, Lee Kyung Wan.”
Shik Joong: “Tapi ia tahu wajahmu.”
Yoon Sung: “Tapi ia tidak tahu wajahmu.”
Shik Joong berkata kalau Yoon Sung harus baik pada Nana, jika ia ingin ia melakukannya.


Komputer Nana bermasalah. Mereka menelpon Ki Joon untuk menolong mereka, tapi ia sedang sibuk. Yoon Sung setuju untuk membantu mereka setelah tahu yang rusak adalah komputer Nana. Ia berpikir kalau saat ini adalah saat yang tepat untuk memberikan hadiahnya dan berbaikan dengannya.
Ia mendapat sambutan yang dingin. Bahkan ucapan terima kasih yang lebih dingin. Yoon Sung mendengar berita gembira kalau Seo Yong Hak akan merayakan ulang tahun perkawinannya malam ini dan Nana yang memilih lagu untuk perayaan itu.
Yoon Sung pergi dan meng sms Nana untuk membawakannya kopi. Ia menunggu sambil membawakannya hadiah. Tapi Nana menerima sebuah paket sebelum bertemu dengannya, isinya dompet dan kunci. Dompet yang modelnya persis sama dengan hadiah Yoon Sung. Pada alamatnya tertulis: “Ajusshi”. Ia memberitahu teman-temannya kalau itu dari ayah kaki panjangnya (Daddy long legs, orang yang suka menolong tapi menyembunyikan identitasnya pada orang yang ditolong).

Ia datang dan membawakan Yoon Sung kopi. Yoon Sung meminta bukunya untuk membubuhkan capnya. Nana mengingatkannya bahwa ia berkata akan menghapus hutangnya jika ia muncul dalam waktu 30 menit malam itu dan membuat Yoon Sung mengecap bukunya lagi.
Yoon Sung berusaha menghentikannya ketika Nana akan pergi dan akhirnya melihat dompet barunya. Wajahnya berubah, “Dari siapa?” Nana memberitahu kalau itu dari paman kaki panjangnya, “Orang yang paling kusuka diseluruh dunia setelah ayahku.” Yoon Sung pun menduga kalau itu dari Young Ju.
Yoon Sung membuat kesimpulan seperti itu dengan wajah yang masam. Mengeluh pada dirinya sendiri bahwa ia tidak ingin memberikan hadiahnya, bukan!bukan dia!, “Apa? Orang yang paling disukai di seluruh dunia?” Ia meletakkan dompet itu ke dalam lacinya dengan kesal.
Shik Joong menolak permintaan Yoon Sung untuk menemui Lee Kyung Wan karena ia dipindahkan hari ini, ia dimasukkan ke dalam bus oleh seorang petugas. Ternyata, petugas itu adalah Jin Pyo.
Yoon Sung memarkir mobilnya di luar dan menunggu Shik Joong. Dalam beberapa detik saat bus itu melewatinya, ia melihat wajah ayahnya di jendela. Ia memutar mobilnya dan mengejar mereka.
Jin Pyo meletakkan senjatanya di kepala sopir dan melemparkannya keluar ketika bus masih berjalan. Ia pun menggantikannya. Ia melihat keluar dari jendela dan melihat Yoon Sung berpacu disampingnya dengan wajah penuh tekad.

Karena tidak bisa menghentikannya, Yoon Sung melaju lebih cepat dan berhenti. Ia keluar dari mobil dan berdiri diatasnya. Tangannya direntangkan. Ia ingin tahu apakah ayahnya akan menabraknya. Dengan kata lain, “Langkahi dulu mayatku ayah.”


Jin Pyo melihatnya dan tetap melaju dengan kencang. Wajah Jin Pyo mengeras. Dan ia segera membanting setirnya kekanan.


Untungnya ia hanya menabrak pinggir mobil Yoon Sung. Yoon Sung segera melompat dan mendarat dengan selamat.


Yoon Sung melihatnya berhenti, sadar betapa kuatnya niat balas dendam ayahnya. Jin Pyo melihat dari kaca spion untuk memastikan kalau Yoon Sung baik-baik saja dan segera pergi. Ia berhenti di suatu tempat dan mengkonfrontasi Lee Kyung Wan. Memberitahunya kalau 28 tahun yang lalu ia menjadi saksi pembunuhan para agen, kemudian melihat pemerintah mengumumkan kalau mereka hilang dan dihapus jejaknya.
Ia mengeluarkan foto keluarga Lee Kyung Wan dan mengancam akan membunuh mereka jika ia tidak mengungkapkan identitas anggota Dwan Lima. Ia pun memulai, “Seo Yong Hak?” Lee Kyung Wan menatapnya dengan kaget, “Bagaimana kau......”
Target no.2 Seo Yong Hak.
Ia mengambil senjatanya, tapi polisi telah menemukan mereka dan mereka tepat waktu untuk menghentikan Jin Pyo yang akan membunuh Lee Kyung Wan. Jin Pyo segera menyelinap pergi.
Yoon Sung menjemput Shik Joong dan khawatir kalau mereka harus menemukan cara untuk menghentikan ayah. Ia berpikir untuk menaruh alat pelacak padanya. Mendengar ide itu, Shik Joong hampir kena serangan jantung, “Kita benar-benar akan mati. Ayo berbalik saja dan minta maaf padanya.” Tapi Yoon Sung berniat menghentikannya.

Jin Pyo mulai melacak target no.2. Ia memakai jas seperti James Bond saat Seo Yong Hak merayakan hari ulang tahun perkawinannya.
Ia menelpon Yoon Sung dan memberitahunya bahwa ia sudah menemukan target no.2 dan akan mengurusnya seperti yang diinginkannya. Yoon Sung mendengar musik di tempat itu. Jin Pyo berkata kalau musiknya sesuai dengan perayaan itu.


Yoon Sung teringat dimana ia pernah mendengar musik itu, ketika Nana memilihnya untuk pesta Seo Yong Hak. Ia bergegas pergi ke restoran yang pernah disebut oleh Nana.


Jin Pyo pergi ke atap gedung sebelah dan mempersiapkan senjatanya. Ia mengarahkannya pada Seo Yong Hak, jarinya berada pada pemicu.
Yoon Sung datang dan berlari masuk ke dalam gedung.
Cakupan Jin Pyo tiba-tiba menjadi gelap. Ia melihat ke atas, ternyata listrik dimatikan. Seo Yong Hak panik. Dengan tenang, Nana menyuruh mereka berlindung di bawah meja.

Ketika ia berdiri, laser pointer senjata Jin Pyo berada di dahinya.
Jin Pyo menekan pemicu.


Tembakan datang melalui jendela, seseorang menarik Nana ke bawah, tepat waktu untuk menyelamatkannya.

Credits: Adaideaja
www.bengawanseoul.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar