Kamis, 30 Juni 2011

Sinopsis City Hunter episode 8


Nana menembak Yoon Sung. Peluru mengenainya punggungnya, ia melayang-layang di langkan, bernapas dengan berat dan berjuang untuk melompat.
Ia melompat ke atap, meninggalkan Seo Yong Hak dibelakangnya. Nana berusaha mengejarnya. Yoon Sung turun melalui bagian samping bangunan dan ia mendarat di atap sebuah mobil.
Nana melihat ke arah langkan, Yoon Sung telah merangkak di tanah. Ia sampai dimobilnya dan segera pergi.
Young Ju dan timnya datang ke atap dan Nana memberitahunya arah mobil Yoon Sung pergi.

Yoon Sung mencoba melarikan diri sejauh mungkin dan berjuang menghentikan pendarahannya. Ia menelpon Shik Joong yang tidak mengangkatnya karena ia juga sedang sibuk melarikan diri, setelah tertangkap memakai tanda pengenal palsu.
Seo Yong Hak dibawa ke ruang gantinya. Ia kemudian sadar dan mendengar kalau pemilihan di undur. Ia berkata bahwa ia baik-baik saja dan tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pemilih. Dengan marah, ia berkata pada Young Ju untuk menangkap orang yang menculiknya dan memberikan pidato yang berapi-api di panggung.
Jin Pyo duduk di kursi penonton dan memandang dengan marah, tahu kalau ada sesuatu yang salah hari ini. Diluar ia bertemu dengan Sang Gook yang melaporkan kalau ia mendengar ada suara tembakan tapi tidak ada yang tertangkap polisi.
Young Ju dan timnya meneliti atap. Ada dua petunjuk: tali yang diikat dengan simpul yang tidak umum dan darah. Young Ju memerintahkan untuk test DNA segera.
Yoon Sung memecahkan kaca dan masuk ke dalam ruangan yang gelap. Tempat itu adalah klinik hewan milik Sae Hee, dimana ia bisa menemukan obat-obatan.

Ia mulai melakukan sesuatu yang berani, ia mencoba mengambil peluru yang ada di punggungnya. Dengan menahan sakit, akhirnya ia bisa mengeluarkannya.
Masalahnya, Sae Hee kembali ke kliniknya karena melupakan sesuatu dan ia melihat bahwa kaca jendelanya pecah. Ia pun meneliti kliniknya untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Ia pergi ke ruang pemeriksaan dan menyalakan lampu, tidak melihat kalau Yoon Sung berdiri dipojok belakangnya.

Ia berbalik dan kaget melihat Yoon Sung ada disana, gemetar dan berlumuran darah. Tanpa penjelasan, Yoon Sung berkata, “Kau berhutang satu hal padaku....Bolehkan aku mengambilnya sekarang?”

Sae Hee menjahit luka di punggung Yoon Sung. Yoon Sung bertanya apakah itu akan meninggalkan bekas luka. Ia bertanya-tanya kenapa Sae Hee tidak menanyakan apa yang telah terjadi atau kenapa ia ada disini.
Tapi Sae Hee tetap tenang tentang semua hal dan menduga pasti ia mempunyai alasan untuk datang ke klinik hewan bukan ke rumah sakit. Ia sudah biasa dengan luka yang dialami Yoon Sung dan pernah merawat luka seperti ini sebelumnya.
Ia memasang infus dan menyalakan TV yang sedang menayangkan berita tentang Seo Yong Hak yang memenangkan pemilihan awal, ia sekarang merupakan kandidat utama untuk menjadi presiden. Tapi beritanya tidak sampai disitu saja, mereka juga memberitakan kalau Seo Yong Hak tadi diculik dan penculiknya telah melarikan diri setelah terkena tembakan.
Walaupun ada begitu banyak fakta yang sama, Sae Hee tidak mengatakan satu katapun dan menawarkan pada Yoon Sung untuk tinggal di klinik untuk malam ini karena jalanan sedang penuh dengan polisi. Ia membuat komentar , “Kenapa sekarang aku merasa menjadi karakter sebuah film?”
Yoon Sung mendapat telpon dari Jin Pyo yang lebih terlihat kesal daripada khawatir. Ia memarahi Yoon Sung dan menyuruhnya segera pergi dari klinik itu.
Nana tiba di rumah dan menunggu Yoon Sung. Ia terus teringat dengan kejadian yang terjadi hari ini. Sesuatu tentang hal itu membingungkannya dan ia mencoba menghapus dari pikirannya.

Yoon Sung tertidur di klinik itu dan ia mimpi buruk dimana ia dan Nana berhadapan satu sama lain dengan senjata terangkat. Di dalam mimpimya ia sedang dikejar dan Nana selalu membayanginya. Nana menembaknya terlebih dahulu.

Ia terengah-engah dan melihatnya kemudian terdiam. Kemudian Jin Pyo muncul diantara mereka, berteriak padanya untuk menembak Nana. Kemudian semua menjadi gelap dan keduanya saling menembak satu sama lain.

Mereka terbaring ditanah, keduanya mengeluarkan darah dan akhirnya berbalik menghadap satu sama lain. Nana menangis dan Yoon Sung mencoba untuk meraih tangannya yang penuh darah. Ia berhasil menggenggam tangannya beberapa saat sebelum Nana meninggal dan ia pun juga meninggal disampingnya.
Ia terkejut dan terbangun, kemudian memegang punggungnya dengan penuh rasa sakit. Ia melihat Sae Hee tertidur, menelungkup di mejanya.
Paginya, Nana menggerutu karena Yoon Sung menginap diluar, marah pada dugaannya sendiri, “Ahli dalam hubungan semalam! Sibuk setiap malam! Lelaki yang benci, benci, benci kalau semua 24 jam itu bukan malam hari!”
Ia pun tersedak pasta giginya sendiri dan marah pada Yoon Sung karena membuatnya bersedih, menimpakan semua kesalahan padanya.
Sae Hee kembali ke klinik dengan membawa salah satu dari setelan jas lama Young Ju. Yoon Sung terlihat kaget , jadi Sae Hee menjelaskan kalau Young Ju sebenarnya adalah mantan suaminya.
Ia mengecek luka Yoon Sung dan membalutnya lagi.
Ia memperhatikan semua bekas luka yang ada di punggungnya dan berkata, “Luka ini pasti sakit sekali...” Yoon Sung segera mengenakan bajunya lagi , membuatnya semuanya jadi jelas kalau ia tidak ingin mendiskusikannya.

Sae Hee menyuruhnya untuk meminum obatnya dan menambahkan bahwa kliniknya tidak menerima asuransi, “Kamu seperti seekor retriever yang besar, jadi kau harus membayar 50.000 won. Ia berkata bahwa makan malam yang mewah juga mau. Yoon Sung tertawa dan berkata kalau ia akan mengajaknya keluar suatu saat nanti.

Sae Hee mengantarkannya keluar dan mengucapkan selamat tinggal, dimana tepat saat Nana berjalan dan melihat mereka berdua saling tersenyum satu sama lain. Nana berpikir kalau mereka menginap bersama.
Dan yang buruknya lagi, Nana membawakan Yoon Sung baju untuk ganti, tapi melihat Yoon Sung bersama Sae Hee lagi membuatnya memutar badannya dan berlari ke arah lain....dan menabrak seorang pengendara sepeda.
Yoon Sung melihatnya dan mengambil tas yang berisi bajunya serta berusaha menghentikannya untuk bicara. Nana menolak dan terus berjalan, sampai akhirnya ia meletakkan tangannya ke bahunya dan Nana segera membantingnya ke tanah, mendarat tepat di bahunya.

Yoon Sung bertanya kenapa ia berlari seperti melakukan kesalahan, Nana membantahnya. Yoon Sung menyuruhnya untuk tidak buru-buru menyimpulkan, tapi ia sudah pernah mendengar kata-kata itu dan sekarang bertanya-tanya apakah ini benar atau hanya salah paham.
Yoon Sung berjalan mendekatinya, “Apakah kamu....menyukaiku?” Nana tergagap, “Siapa bilang aku menyukai orang brengsek sepertimu?” Yoon Sung menyuruhnya untuk tidak mengurusi urusannya, karena telah melanggar batasnya.
Nana sekarang menyesal karena mengkhawatirkannya serta membawakan baju ganti. Yoon Sung hanya mengejek selera berpakaiannya. Nana membantah bahwa ia kelihatannya punya stok baju di klinik ini juga, jadi ia bisa menggunakan baju seperti yang ia suka.

Di tempat kerja, mereka kembali berlatih menembak, Nana dipasangkan dengan Yoon Sung. Nana menembak dengan ketepatan yang luar biasa. Pelatih mereka berkata kalau mereka harus membayangkan targetnya sebagai penculik yang telah melarikan diri. Ketika Nana menembak targetnya tepat pada lehernya, Yoon Sung merasa ngeri.
Ia memempersiapkan senjatanya untukk menembak, tapi tangannya gemetar dan akhirnya ia menurunkan senjatanya, terlalu gemetar untuk menembak.
Saat mereka berjalan pergi, Yoon Sung bertanya apakah Nana suka menjadi agen rahasia dan bertanya-tanya apakah ia tidak bisa mengajar anak-anak yudo atau yang lain. Yoon Sung bertanya, ada berapa wanita di Korea yang bisa menembak seakurat dirinya.
Ia mencoba taktik yang lain, ia mencemaskan kalau Nana tidak bisa menembak city hunter terlebih dahulu dan ia bisa saja tertembak. Nana mengejeknya bahwa ia terlalu sibuk dengan kehidupan cintanya daripada mencemaskan keadaannya.
Nana mengeluh, “Seharusnya aku menangkap city hunter semalam.” Yoon Sung bertanya, sedikit takut mendengar jawabannya, “Apakah kau pikir city hunter adalah orang yang jahat?”
Nana berhenti sebentar, “Well, karena aku harus melindungi Seo Yong Hak. Itu pekerjaanku.”
Yoon Sung mendesah.
Tim Young Ju menemukan bahwa semua CCTV digedung itu telah dimatikan dengan menghacker sistem keamanan polisi. IP aslinya adalah Blue House.
Young Ju mampir ke bagian komunikasi sekali lagi. Mengumumkan bahwa ia akan mengumpulkan semua komputer yang ada di tempat itu untuk di inspeksi.

Ia berbalik untuk pergi tapi berhenti karena melihat Yoon Sung duduk disana dengan mengenakan setelan bajunya dan menyeringai padanya.
Sesaat setelah Young Ju pergi, Yoon Sung segera menghapus semua jejaknya.

Young Ju menemukan Yoon Sung di kamar mandi dan bertanya, “Setelan dan dasi itu...”
Yoon Sung tertawa dan menjawab, “Yeah, kau benar. Setelan dan dasi ini milikmu, diberikan padaku oleh Jin Sae Hee.” Ia pun melangkah pergi.
Young Ju bergegas mengejarnya, meraih bahunya yang terluka, “Apakah kau selalu seperti ini? Pada semua wanita?”
Yoon Sung membalas dengan gembira bahwa baju itu bukan stylenya jadi ia tidak akan memakainya lagi, menambahkan, “Tapi dalam permainan, semua sudah selesai. Bukankah perhatianmu ini sedikit lucu?”

Ia berbalik untuk pergi tapi Young Ju melemparkannya ke dinding, tepat pada bahunya yang sakit.
Young Ju: “Sae Hee adalah orang yang harus dikasihani! Ia seharusnya bertemu dengan seseorang yang tepat, tapi bukan dirimu!”
Yoon Sung: “Apa masalahnya dengan diriku?”
Young Ju: “Ia terlalu polos untuk kau permainkan.”
Yoon Sung: “Siapa bilang aku mempermainkannya?! Apakah kau terlalu takut aku benar-benar mempunyai perasaan padanya? Bereskan perasaanmu sendiri. Aku tidak seperti dirimu, berpura-pura sebagai daddy long legs, mendikte orang dari belakang.”
Masalah Young Ju adalah ia merasa bersalah karena dirinya telah menghancurkan perkawinan mereka. Ia merasa bersalah pada Sae Hee.

Shik Joong akhirnya bisa melarikan diri. Ia naik kereta bawah tanah dan mengganggu penumpang yang lain dengan badannya yang bau sampah. Yoon Sung bertemu dengannya di kereta dan Shik Joong mulai menangis ketika melihat dirinya. Yoon Sung memeluknya dengan erat.
Mereka begitu lega melihat satu sama lain selamat dan Shik Joong merengek di dadanya sedangkan Yoon Sung tertawa.

Mereka pergi menemui Jin Pyo yang memukul wajah Yoon Sung, sesaat setelah ia melihatnya.
Yoon Sung meminta maaf, tapi Jin Pyo menbentaknya karena ia tidak membunuh Seo Yong Hak, tapi malah membuatnya terkenal. Yoon Sung tahu kalau ia mengacaukan semuanya dan tidak punya alasan untuk membantah ayahnya.

Ia menyakiti Yoon Sung lebih dalam lagi, “Apakah kau lupa bagaimana ayahmu meninggal?” Ia berkata kalau metode Yoon Sung terlalu lunak dan menyuruhnya keluar dari rencana balas dendam ini. Tapi itu bukan pilihan bagi Yoon Sung, ia melawan kembali, “Ini balas dendamku juga!”
Keganasannya memenangkan hati ayah. Jin Pyo, “Tapi aku tidak akan mentoleransi kesalahan kedua.”
Mereka mendiskusikan rencana mereka untuk kesempatan selanjutnya mendapatkan Seo Yong Hak. Selama siaran live, Shik Joong khawatir kalau pengamanannya diperketat dan akan ada banyak agen rahasia. Jin Pyo menyuruh Yoon Sung untuk membunuh setiap agen yang menghalangi mereka.
Shik Joong memasakkan makanan untuk Yoon Sung di rumah dan mencerewetinya dibalik desahannya yang berat, “Apakah kau mau aku menyuapimu?”

Ia beertanya siapa agen yang menembaknya. Yoon Sung memberitahunya kalau agen itu adalah Nana. Shik Joong: “Nana?! Nana menembakmu?”
Yoon Sung memberitahunya bahwa ia yakin kalau Nana tidak melihat wajahnya ataupun memperhatikan sesuatu yang aneh. Masalahnya adalah mereka harus mencari cara agar Nana tidak jadi bodyguard Seo ketika mereka harus melaksanakan rencana besar mereka. Jika tidak, mereka bisa ketahuan.
Yoon Sung teringat kalau ia pernah membuat kaki Nana terkilir, tapi Shik Joong : “Tidak, kau tidak bisa mematahkan kakinya!”
Yoon Sung: “Apakah aku harus memasukkan obat pencahar dalam makanannya?”
Shik Joong: “Tapi seorang wanita....harus mengalami diare sepanjang hari....”
Kemudian Shik Joong mendapat ide dan membisikkannya pada Yoon Sung. Yoon Sung: “Ia bisa mati!”
Kemudian, mereka berada di atap apartemen Nana dan yang ada di lantai, bola, 2 tanaman pot dan seember apel. Yoon Sung: “Ajusshi, entah bagaimana caraku berpikir, aku pikir ini......”
Tapi Shik Joong berkeras kalau ini lebih baik daripada menyebabkannya diare sepanjang hari. Nana datang dan mereka pun berebutan. Yoon Sung harus menghentikan Shik Joong melempar batu bata dan sebuah pot besar, “Jangan, jangan yang itu! Ia bisa mati!” tapi saat mereka berebutan sebuah pot kecil dan panci masak jatuh.

Panci tembaga itu mengenai kepala Nana, diikuti dengan pot bunga yang ikut jatuh. Ia membungkukkan badannya di tanah dan menjerit “Ow”. Nana melihat ke atas dan Yoon Sung serta Shik Joong bersembunyi dengan panik. Yoon Sung: “Ia tidak akan mati bukan?”

Nana berteriak pada mereka mengira bahwa mereka adalah anak-anak yang iseng, “Kalian akan mati!” Shik Joong: “Ia baik-baik saja.”
Mereka berdua saling memandang dengan mata ketakutan, Shik Joong: “Lari!”
Rencana selanjutnya, Yoon Sung membelikan kopi untuk Nana, Eun Ah dan Da Hae, dan memeriksa kalau ia memasukkan obat pencahar dalam kopi Nana. Ia membagikan kopi tersebut dan mencoba menyuruh Nana segera meminumnya dengan berkata dalam hati, “Kim Nana, minumlah! Minumlah! Ayo diminuuum.”
Tapi malah membawa efek yang berbeda. Eun Ah berkata kalau kopi Nana terlihat lebih enak dan memintanya untuk saling menukar. Nana setuju dan Yoon Sung melihatnya dengan ngeri.
Da Hae memutuskan bahwa ia harus menyanyi, jadi mereka pergi ke sebuah tempat karaoke dimana Da Hae menyanyikan sebuah lagu balada kemudian duduk disamping Yoon Sung memberitahunya kalau ia menangis ketika bernyanyi. Da Hae, “Bukankah itu lagu yang sedih?” Yoon Sung: “ Aku pikir kemampuan bernyanyimu yang menyedihkan.”
Ketika para gadis sedang ke kamar mandi, Yoon Sung bertemu dengan Shik Joong yang merawat lukanya dan membawakannya obat.

Nana memberitahu gadis-gadis yang lain kalau ia akan menunggu di luar ketika Da Hae akan berdandan dan Eun Ah merasa perutnya mulas. Ia melihat sekelilingnya dan melihat Shik Joong sedang keluar dan wajahnya menjadi pucat.
Flashback
Ketika orang tuanya kecelakaan, dimana begitu banyak orang yang berkumpul dan melihat Shik Joong sedang berbicara. Ia memberikan pernyataan pada polisi sedangkan Nana sedang menangisi tubuh orangtuanya.
Ketika ingatannya kembali, Nana gemetar, “Orang itu Bae Man Duk!” Ia berlari mengejarnya, memanggil namanya, tapi Shik Joong bersembunyi tepat pada waktunya sebelum Nana melihatnya. Ia merasa bersalah padanya dan segera menyelinap pergi saat Nana masih mencarinya.
Sedangkan di kamar mandi sedang ada keributan, segerombolan gadis telah menyinggung perasaan Da Hae. Da Hae yang masih terlalu muda dan bodoh langsung terpancing.
Mereka segera bertengkar, lengkap dengan acara jambak-jambakan dan cakar-cakaran. Eun Ah tidak bisa menghentikannya. Pertengkaran mereka terdengar sampai lorong dan beberapa orang memvideokannya.
Nana dan Eun Ah dimarahi oleh bosnya, sedangkan video Da Hae sedang bertengkar beredar di internet dan berada di komputer bosnya. Ia menghina nama ayah Nana dan menyebutnya tidak bisa bekerja dengan baik. Ia menghukum mereka dengan pemotongan gaji, Eun Ah dipotong satu bulan, sedangkan Nana 6 bulan ditambah 2 minggu skors.

Nana berjalan keluar karena skorsingnya dimulai hari ini. Yoon Sung menghampirinya untuk berkata bahwa ia sudah mendengar apa yang terjadi padanya. Ia menyuruh Nana untuk beristirahat dan menggunakan waktunya untuk membersihkan rumah.
Nana berbalik, air mata kemarahan memenuhi matanya dan bertanya bagaimana ia bisa menyuruhnya membersihkan rumah ketika ia seharusnya tahu apa yang ia rasakan sekarang. Yoon Sung tergagap bahwa ia juga menyuruhnya beristirahat. Nana sedang tidak mood untuk bersabar atas tingkah lakunya, “Laki-laki seperti dirimu adalah yang terburuk.”
Yoon Sung mendesah melihatnya pergi dan berkata pada dirinya sendiri, “Kau tak pernah tahu betapa untungnya mendapat skorsing ini.”

Nana pulang ke rumah dan duduk di atap, teringat terakhir kali ia bertemu dengan Shik Joong. Ia memflashback ke beberapa hari setelah kecelakaan orangtuanya ketika ia harus datang ke kantor polisi mengenakan pakaian berkabungnya untuk bertanya kenapa status ayahnya berubah dari korban menjadi penyebab kecelakaan itu.
Seorang petugas menjelaskan bahwa saksi matanya ternyata mabuk malam itu dan ia mengganti kesaksiannya. Shik Joong membenarkan kalau ia merubah kesaksiannya bahwa ayahnya adalah penyebab kecelakaan itu dan mobil lain berhenti karena menghindari tabrakan.
Petugas itu memanggilnya namanya, Bae Man Duk dan ia menandatangani pernyataannya itu dan melangkah pergi. Nana memohon padanya berkali-kali,tapi tidak berguna. Ia ambruk ke lantai, tidak punya tenaga untuk melakukan apapun dan benar-benar sendirian.
Shik Joong berdiri di pojok, ketika melihat Nana, ia merasa bersalah padanya.
Kembali ke masa kini, Nana berbisik pada dirinya sendiri bahwa itu adalah dirinya, ia sangat yakin. Ia hanya harus menemukan orang itu lagi, dengan begitu ia bisa membuka kasus itu lagi.

Yoon Sung menemukannya disana dan melemparkan beberapa tissue, menggodanya jika ia ingin menangis, sebaiknya dilakukannya di rumah. Nana melangkah pergi dalaam kemarahan. Yoon Sung meraih tangannya dan menyeretnya ke bawah, kemudian memasukkannya ke dalam mobil. Nana ingin tahu kenapa ia melakukan ini. Yoon Sung: “Karena aku pria yang terburuk.”
Nana bertanya kemana mereka akan pergi dan Yoon Sung memberitahunya bahwa ia mencoba menaikkan semangatnya. Nana: “Kenapa kau baik padaku?” Yoon Sung: “Karena kita tinggal bersama seperti keluarga.” Nana: “Kau bukan keluargaku, walaupun kita tinggal bersama.”
Nana berkata bahwa kata-katanya buruk, tapi sebenarnya ia selalu melakukan hal-hal yang baik, seperti membayar biaya rumah sakit ayahnya, membeli rumahnya, memakaikan perekat luka dan membawanya berjalan-jalan.

Yoon Sung hanya menghentikan pembicaraannya sampai disitu, ia tidak suka pembicaraan yang manis dan memberitahunya apapun yang ia katakan hari ini, ia akan menjaganya sebagai rahasia. Ia menyuruh Nana untuk berteriak atau memecahkan sesuatu atau apapun yang ia inginkan. Nana mulai berteriak pada Da Hae.
Ia benar-benar mengeluarkan semua hal yang membuatnya frustasi, berteriak pada bossnya, pada Eun Ah. Ia menambahkan, “Dan kau Lee Yoon Sung! Caramu melihat dan tingkah lakumu, kau benar-benar brengsek!”
Yoon Sung balas berteriak padanya sesuatu yang menyinggung bahwa ia berpikir kalau ia tak kenal takut karena ia pintar yudo dan membawa senjata, memberinya nama panggilan, gadis yang berhati besar. Mereka tertawa dan Yoon Sung bertanya apakah ia merasa lebih baik sekarang, Nana mengangguk dan tersenyum.
Mereka berhenti disuatu tempat dan saat minum kopi bersama, Yoon Sung bertanya apakah ia benar-benar brengsek, berkeras bahwa banyak gadis yang terpesona padanya.
Tiba-tiba hujan turun dan atap mobil convertibelnya tidak mau menutup, jadi mereka mengebut dan kehujanan. Yoon Sung mambawa Nana ke rumahnya, karena lebih dekat dan Nana langsung masuk ke dalam. Yoon Sung menatapnya, akhirnya memperhatikan bahwa bajunya yang basah membuat siluet tubuhnya terlihat. Ia tertegun sebentar.

Ia akhirnya tersadar dan melemparkan jaketnya pada Nana.
Yoon Sung memberi Nana sebuah baju untuk ganti dan mereka pun mandi. Yoon Sung merawat luka tembaknya.

Ia keluar dan menemukan Nana di dapur, tapi membeku ketika melihatnya hanya mengenakan kemeja putihnya saja.
Nana memintanya untuk menyalakan kompornya supaya ia bisa memasak ramen dan Yoon Sung membantunya dengan canggung. Nana mencari mangkuk, ketika Yoon Sung mengambilkannya dan menyadari bahwa mangkok itu ada di rak yang tinggi.

Yoon Sung melihat Nana berjinjit dengan tangan berusaha meraih rak, kemejanya terangkat.

Yoon Sung segera mengambilkan mangkok untuknya, membuat posisi mereka dekat lagi. Yoon Sung tidak tahan, “Makan saja sendiri! Aku tidak ingin memakannya.”
Yoon Sung mengambil wine dan buah, sedangkan Nana melihat Prosecutor Princess.
Yoon Sung melihatnya tertidur di sofa dan membawanya ke kamar, melihatnya tidur dengan penuh kasih sayang. Ia menyingkirkan rambut yang ada diwajahnya kemudian berdiri, tapi kemudian berhenti dan berbalik....

Ia mencondongkan badannya ke atas wajah Nana dan menyentuh alisnya dengan jemarinya. Dan kemudian mencondongkan badannya lebih dekat untuk menciumnya.
Dan Nana membuka matanya.
Yoon Sung berhenti tapi tidak menarik diri dan Nana menutup matanya lagi.

Yoon Sung kembali bergerak dengan sangat lambat. Ketika mereka sudah begitu dekat, tiba-tiba telponnya berdering.
Ternyata Jin Pyo yang menelpon, ia berbicara tentang hari pelaksanaan rencana mereka.
Setelah menerima telpon, Yoon Sung berkata dengan kasar menyuruh Nana untuk tidur.
Yoon Sung tetap terjaga karena ia harus mempersiapkan untuk besok, stress dan kondisi tubuhnya yang telah melemah mulai terlihat dampaknya.
Yoon Sung mengantarkan Nana pulang ke rumah. Nana berterimakasih padanya dan dengan malu-malu bertanya apakah ia harus membuat sesuatu untuk makan malam, bertanya-tanya apa makanan kesukaannya. Yoon Sung berkata bahwa ia suka mie tanpa bawang atau wortel; hanya daging sapi. Ia pun segera pergi.
Masalahnya, Nana mendapat telpon dari bosnya bahwa Seo Yong Hak menginginkannya ada didekatnya karena ia tidak merasa aman bila tidak ada Nana, jadi ia bertugas lagi.

Saatnya siaran langsung debat presiden. Acara dimulai dengan Nana dan Young Ju berada disamping. Yoon Sung juga bersiap di belakang. Ia memulai aksinya dengan memberi gas pada tempat sutradara dan ketika Seo Yong Hak memberi isyarat untuk menayangkan video klip, Yoon Sung memainkan video tentang kesepakatan gelapnya dengan perusahaan Mars.

Ia membuang maskernya, menggantinya dengan masker hitam dan keluar, hanya saja, Young Ju sangat yakin kalau city hunter ada dibelakang semua ini dan berusaha mengejarnya, Mereka pun berkelahi. Yoon Sung yang terluka tidak bisa berkelahi dengan maksimal.
Nana membawa Seo Yong Hak ke tempat lain melalui koridor yang sama dimana Yoon Sung dan Young Ju berada.
Nana mengarahkan senjatanya padanya dan Yoon Sung membeku, melihat ia disana.
Nana mengedipkan matanya sebentar, mungkin ia mengenali sesuatu, tapi Yoon Sung terlalu jauh untuk dilihat dengan jelas. Seo Yong Hak yang panik segera merebut senjata Nana dan mengarahkan padanya.

Seo Yong Hak mengancam akan menembak Nana jika mereka mendekat. Young Ju berdiri berdampingan dengan city hunter dengan tangan terangkat.
Nana menunggu waktu yang tepat untuk menyikut Seo dan membuat senjatanya terlepas dari tangan Seo. Tapi Nana terpeleset dan bergantung di pinggiran.
Seo segera melarikan diri dan Jin Pyo melihatnya semuanya dari bawah.
Young Ju dan Yoon Sung juga lari bersamaan

Hanya saja, Young Ju melewati Nana dan mengejar Seo, sedangkan Yoon Sung berlari ke arah Nana.

Yoon Sung meraih tangan Nana yang kehilangan pegangan dan berjuang untuk bertahan. Bahunya terasa sangat sakit dan darah mulai mengalir di tangannya dan ke tangan Nana. Nana menggenggam tangan Yoon Sung saat tenaganya mulai berkurang.....


Credits: Adaideaja
www.bengawanseoul.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar